Kanker Nasofaring

Kanker nasofaring adalah penyakit yang terjadi karena ada pertumbuhan sel kanker di jaringan nasofaring. Kanker nasofaring lebih sering terjadi pada populasi belahan dunia tertentu, terutama Asia Tenggara. Nasofaring merupakan salah satu bagian dari tenggorokan. Posisinya terletak di belakang rongga hidung dan di balik langit-langit mulut. Kanker nasofaring sulit dideteksi secara dini akibat lokasinya yang tersembunyi.

PENYEBAB DAN FAKTOR RISIKO KANKER NASOFARING

Penyebab pasti kanker nasofaring masih belum diketahui. Namun, kanker nasofaring dikaitkan dengan Epstein-barr (EBV), faktor lain yang meningkatkan risiko kanker nasofaring diantranya:

Kurangnya mengonsumsi makanan yang mengandung serat dan karoten.
Mengonsumsi makanan yang mengandung nitrosamine.
Jenis kelamin laki-laki dan berusia 30–50 tahun.
Sering mengonsumsi makanan yang diawetkan dengan garam.
Memiliki keluarga dengan riwayat kanker nasofaring.
Memiliki riwayat gangguan telinga, hidung,dan tenggorokan (THT), seperti rhinitis, otitismedia, dan polip hidung.
Merokok dan mengonsumsi alkohol.
Sering terpapar bubuk kayu atau bahan kimia formaldehida.

GEJALA KANKER NASOFARING

Gejala umum kanker nasofaring dapat berupa:

Benjolan pada tenggorokan atau leher.
Mimisan.
Hidung terus-menerus tersumbat atau pilek.
Telinga berdengung (tinnitus) atau terasa tidak nyaman.
Gangguan pendengaran.
Infeksi telinga yang berulang.
Sakit kepala.
Penglihatan kabur atau berbayang.
Kesulitan membuka mulut.
Mati rasa di wajah.
Sakit tenggorokan.
Penurunan berat badan.

PENCEGAHAN KANKER NASOFARING

Belum ada cara tepat untuk mencegah kanker nasofaring, tetapi ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker nasofaring diantaranya:

Menghindari konsumsi makanan yang diawetkan dengan garam.
Menghindari asap rokok atau berhenti merokok.
Tidak mengonsumsi minuman beralkohol. – Melakukan olahraga secara teratur.

DIAGNOSIS KANKER NASOFARING

Mendiagnosis kanker nasofaring mempelajari rekam medis dan melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu pemeriksaan penunjang juga sangat diperlukan, berikut jenis pemeriksaan pada kanker nasofaring:

Pemeriksaan endoskopi – Teropong/tabung kecil akan dimasukkan melalui hidung. Area nasofaring akan diperiksa secara visual dan benjolan yang mencurigakan akan dibiopsi untuk pmeriksaan lebih lanjut.
CT scan pada area kepala dan leher – pemeriksaan ini merupakan X-ray khusus yang dapat menunjukkan kanker beserta penyebarannya dalam tubuh. Pemeriksaan ini diperlukan pada saat perencanaan perawatan.
Pemeriksaan darah – Pemeriksaan ini untuk menentukan kadar antibodi terhadap virus Epstein Barr (EBV-IgA-VCA). Jika kadarnya tinggi, patut diduga diagnosa kanker nasofaring.
CT scan pada area dada dan abdominal (perut), serta Bone scan – pemeriksaan ini diperlukan untuk penentuan apakah kanker sudah menyebar pada bagian tubuh yang lain atau tidak

Kembali ke Atas