Kista

PENYEBAB KISTA DAN FAKTOR RISIKO

Penyebab munculnya kista tergantung pada jenisnya, kista dapat terbentuk akibat: penyumbatan pada saluran di dalam tubuh, peradangan kronis, penyakit bawaan lahir, faktor genetik, adanya tumor atau cacat pada sel, tumbuh parasit, adanya cedera, infeksi dan lain sebagainya. Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko tumbuhnya kista, yaitu:

  • Memiliki keluarga yang menderita kista.
  • Mengalami cedera atau kelainan pada organ tubuh tertentu.
  • Terjadinya infeksi.
  • Usia (wanita usia pubertas sampai menopause mempunyai risiko tinggi terkena kista di ovarium).
  • Menggunakan obat penyubur kandungan.
  • Menjalani kemoterapi dengan Tamoxifen.

GEJALA KISTA

Gejala kista ditandai dengan adanya benjolan yang tumbuh pada bagian tubuh tertentu. Bila kista tumbuh di bagian organ tubuh dalam , maka perkembangan benjolan kista tidak dapat dirasakan dengan baik, seperti pada payudara hingga ovarium. Selain benjolan, kista juga dapat menimbulkan gejala lain,seperti:

  • Keluar darah atau nanah berbau tidak sedap dari benjolan.
  • Kemerahan di kulit sekitar area kista.
  • Infeksi yang menyebabkan nyeri.
  • Kaku atau kesemutan, terutama pada bagian tubuh yang ditumbuhi kista. – Mual, muntah, demam dan pusing.
  • Sakit saat menstruasi.

PENCEGAHAN KISTA

Sebagian besar jenis kista tidak dapat dicegah, tetapi terdapat beberapa jenis kista tertentu yang dapat dicegah, diantaranya:

  • Kista ovarium mungkin dapat mencegah pembentukan kista baru dengan menggunakan kontrasepsi hormonal.
  • Kalazion dapat dicegah dengan membersihkan kelopak mata menggunakan pembersih yang lembut, terutama setelah menggunakan kosmetik.
  • Kista pilonidal dapat dicegah dengan menjaga kulit tetap kering dan bersih, serta tidak duduk terlalu lama.

DIAGNOSIS KISTA

Sebagai langkah awal dalam mendiagnosis adanya kista, dokter akan melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan melakukan sejumlah pemeriksaan fisik. Selanjutnya melakukan pemeriksaan sebagai berikut:

  • USG
    USG merupakan prosedur pencitraan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar dalam tubuh bagian dalam. Dalam mendiagnosis kista, USG diperlukan guna mengetahui apakah benjolan tersebut berisi zat cair atau padat, serta untuk melihat lokasi dan ukuran kista.
  • MRI
    MRI merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh. Untuk mendiagnosis kista, pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan memeriksa adanya cedera yang terkait dengan kista.
  • Rontgen
    Rontgen merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan sinar radiasi untuk mengambil gambar bagian dalam dari tubuh seseorang.